Pentingnya Niat dalam Pernikahan..
وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ
لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ
مَوَدَّةً وَرَحْمَةً إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
"Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu
isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram
kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada
yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir." (QS. Ar Ruum : 21)
Penikahan yang sakinah dan mawaddah mungkin adalah impian dari setiap muslim. Memiliki anak-anak yang soleh dan soleha, mendapatkan ketentraman dari seorang istri yang lembut perangainya, serta mendapatkan penjagaan dari seorang suami yang memiliki jiwa kempemimpinan yang baik. Memiliki partner seorang suami yang mampu membuat keputusan, berakhlak mulia dan imam yang baik, atau memiliki seorang istri yang penurut, mau dipimpin dan baik dalam managemen keluarga.
Pada saat sebelum menikah, manusia setengahnya berada dalam angan-angan, ibarat melihat sebuah gunung yang Indah dengan segala isinya. Mereka tahu bahwa menikah itu akan menghadapi cobaan, seperti layaknya mendaki gunung. Namun, sebagian mereka lupa bahwa dalam perjalanan mereka harus menurun menyisiri lembah yang penuh kesulitan dan bahaya. Sehingga banyak yang akhirnya rumah tangga gagal yang gagal di perjalanan karena kurangnya persiapan menghadapi ujian yang ada.
Hanya sedikit manusia yang sebenarnya siap menghadapi masalah dalam rumah tangga saat dia menyatakan "iya" untuk lamaran pujaan hatinya. Karena itu diperlukan pematangan semasa perjalanan pernikahan berlansung, saling dukung antara suami dan istri serta saling mengisi kekosongan yang ada.
Untuk menjaga kelemahan-kelemahan tersebut maka diperlukan niat yang benar dalam memulai pernikahan. Karena niat yang benar karena meraih ridho Allah SWT, akan mendapatkan jaminan keberkahan dari Allah SWT sebagaimana Allah tegaskan dalam Hadits Rasulullah:
"Wanita Dinikahi karena empat faktor, yakni karena harta kekayaannya, karena kedudukannya, karena
kecantikannya, dan karena agamanya. Hendaknya pilihlah yang beragama agar berkah
kedua tanganmu." (HR. Muslim)
Apakah salah ketika orang menikah karena kecantikan calon istrinya?, atau karena kekayaan yang dimiliki calon istrinya? atau karena dia dan keluarganya yang memiliki kedudukan?. Tentu saja tidak, karena menikah karena hal tersebut sama sekali tidak membatalkan penikahan. Kecuali jika niatnya untuk menyakiti si wanita, maka hukumnya menjadi Haram.
Niat dalam menikah menjadi sangat penting karena niat yang salah bisa menjadikan pernikahan menjadikan seseorang menjadi rendah dihadapan Allah, menjadi melarat atau bahkan menjadikan dia dihinakan Allah.
"Barangsiapa mengawini seorang wanita karena memandang kedudukannya maka Allah akan
menambah baginya kerendahan, dan barangsiapa mengawini wanita karena memandang
harta-bendanya maka Allah akan menambah baginya kemelaratan, dan barangsiapa
mengawininya karena memandang keturunannya maka Allah akan menambah baginya
kehinaan, tetapi barangsiapa mengawini seorang wanita karena bermaksud
ingin meredam gejolak mata dan menjaga kesucian seksualnya atau ingin
mendekatkan ikatan kekeluargaan maka Allah akan memberkahinya bagi isterinya dan
memberkahi isterinya baginya." (HR. Bukhari)
Ada banyak keluarga yang gagal dalam membangun rumah tangga hanya karena kesalahan dalam niat membangun rumah tangga. Kegagalan itu bisa berupa terputusnya jodoh di perjalanan, anak yang tidak taat pada orang tua, atau suasana rumah tangga terasa gersang. Banyak orang yang terjebak dalam hal ini, bahkan seorang aktivis dakwah pun sering terjebak. Sehingga tidak heran jika ada seorang aktivis dakwah yang kita lihat kesolehan pribadinya luar biasa, aktivitas dakwahnya yg padat namun gagal membangun rumah tangga yang sakinah dan mawaddah. Dikarenakan niat menikahnya untuk alasan lain, misalkan sebagai penerus tradisi aktivis harus menikah dengan aktivis, ustadz dengan ustadzah padahal niat mereka untuk meraih ridho Allah menjadi terabaikan.
Nikah yang berbuah ridha Allah adalah nikah yang sesuai
dengan apa yang diajarkan oleh Rasulullah SAW. Sesuai di sini bukan berarti
sesuai tatacara atau syarat sah nikah semata. Toh banyak orang yang menikah
dengan memakai tata cara dan syarat sah nikah berdasar Islam tapi tetap saja,
rumah tangganya tidak membuahkan kebahagiaan, baik kebahagiaan lahir atau pun
batin.
Oleh karena itu, selain tata cara dan syarat sah nikah yang
islami, yaitu yang sesuai dengan ajaran dan yang disunnahkan oleh Rasulullah,
kita juga harus memperhatikan satu hal penting dalam proses seseorang menuju
jenjang kehidupan baru. Satu hal yang paling urgen ketika seseorang sudah siap
untuk menempuh biduk rumah tangga adalah niat yang lurus.
Lalu bagaimanakah niat yang benar dalam membangun Rumah
Tangga? Niatkanlah menikah untuk menggapai ridha Allah SWT Semata, bukan karena
faktor-faktor yang lainnya. Niatkanlah menikah untuk membentuk sebuah keluarga
yang sakinah mawaddah wa rahmah. Pernikahan yang akan melahirkan generasi
mujahid dan penegak Islam dan penerus estafet perjuangan dakwah.
Lantas, jika sudah salah niat dan hampir mencapai kegagalan,
apakah masih bisa memperbaharui niat?
Tidak ada kata terlambat dalam meluruskan niat, karena niat
itu bisa dibuat sebelum melaksanakan Ibadah, dan meluruskan sepanjang kita
melaksanakan ibadah tersebut.
Dalam menikah, kita akan dipertemukan dengan insan yang
berbeda, yang secara kasat mata mungkin sekufu, tapi belum tentu dalam
realitasnya. Laki-laki akan cenderung mencari wanita yang lemah lembut
perangainya, bisa dipimpin dan mampu meneduhkan pandangan mata suami saat
memandangnya. Sedangkan wanita cenderung mencari lelaki yang cerdas dalam
membangun keluarga, berperangai kokoh secara mental, mampu menghadapi masalah
dan umumnya lebih pintar dari dirinya.
Hal-hal detail tersebut, hanya sebagian kecil yang akan
terkuak dalam proses ta'aruf. Dalam kondisi ini, jika terdapat perbedaan yang
mencolok akan menjadi bibit kegagalan rumah tangga. Pengikat mereka dalam
kondisi ini adalah niat dalam menikah serta visi misi dalam menjalani keluarga,
jika hal ini bisa mereka pegang sesuai tuntunan syariah, maka api-api kecil
dalam rumah tangga akan terpadamkan.
Nah, bagi anda yang berniat menikah. Perbaikilah niat dari
sekarang. Niatkan untuk meraih ridho Allah semata. Semoga keluarga Sakinah
Mawaddah wa Rohmah tercapai. Wallahu'alam bishowab..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar